Wednesday, 7 June 2017

Pengalaman Nyata Seorang LGBT 01


Pengalamanku : Mengapa saya bisa jadi LGBT
(Bagian 1)

Saya adalah seorang Gay, bahkan merupakan LGBT tulen, karena sejak lahir diriku memang sudah sedemikian adanya, hanya teman-teman sesama LGBT yang dapat memahami penderitaan hidup seperti yang saya alami.

Meminjam teori yang diucapkan teman saya yang juga LGBT : “Kita ini sedang mengejar benda yang selamanya mustahil kita peroleh”. Oleh karena yang kita inginkan adalah seorang pria sejati yang sehat, tetapi yang disukai pria sejati justru adalah seorang wanita sejati.

Kita hidup di dunia ini, setiap orang memiliki tanggung jawabnya masing-masing, di samping diri kita ada ayahbunda, abang, kakak dan adik, keluarga dan masyarakat. Tetapi problemanya LGBT tidak dapat berbaur dengan mereka. Ingin melarikan diri dari masyarakat adalah mustahil, ingin meluruskan kembali orientasi yang menyimpang, namun apa daya, sudah terlanjur dikendalikannya.

Kita adalah orang yang berada dalam himpitan masyarakat luas dan tabiat diri kita. Umpamanya : andaikata anda adalah seorang LGBT yang berbakti pada ayahbunda, lantas bagaimana sikap anda ketika ayahbundamu mengharapkan pernikahan-mu?  Mau tidak mau, anda juga mesti menikah dengan seorang gadis. Kalau sudah begini, apakah anda takkan merasa bersalah pada istri dan anak anda kelak?

Jika anda tidak sudi menikah, bagaimana anda bisa menghadapi ayahbunda yang kian menua, apakah anda tega menyakiti mereka lagi? Mungkin ada pula teman LGBT yang sudah sebatang kara, jadi bisa bebas mencari pasangan sesama jenis, tetapi apakah anda sanggup menghadapi tekanan dari masyarakat luas? Lagi pula apakah bisa begitu kebetulan, pasangan LGBT anda juga bisa bersabar ikut memikul tekanan dari masyarakat luas?

Maka itu, beragam penderitaan dan siksaan dari hati nurani, hanya bisa dipahami oleh mereka yang telah pernah mengalaminya, yakni rekan-rekan sesama LGBT.

Terhadap kasus bunuh diri aktor Leslie Cheung yang terjadi beberapa tahun yang silam, saya sama sekali tidak merasa aneh, seorang peneliti menyimpulkan bahwa 60 persen LGBT memiliki kecenderungan bunuh diri, jadi kapan saja dan di mana saja, begitu pikiran anda sedang sempit, maka langsung terpikir cari jalan pintas mengakhiri hidup yang begitu berharga. Selain itu juga faktor tekanan hidup yang cukup besar, yang tidak dapat dipahami orang normal lainnya.  

Mengenai terbentuknya LGBT itu, para peneliti sedang memperdebatkan hal ini. Ada yang bilang ini bawaan lahir, ada pula yang bilang faktor lingkungan-lah yang jadi penyebabnya, ada pula yang bilang akibat bahan kimia, hormon dan sebagainya. 

Padahal setelah anda belajar Buddha Dharma, maka alasan terbentuknya LGBT itu sangat gampang dipahami. Alasan terbentuknya LGBT itu tak lain adalah buah akibat dari kebiasaan melakukan perbuatan asusila.

Ada seorang praktisi Taiwan waktu memberi ceramah tentang alasan terbentuknya LGBT, mengatakan bahwa : LGBT terbentuk karena tabiat asusila yang berat. Andaikata pada masa kelahiran lampau tabiat asusila anda terlampau berat, maka kemungkinan pada kehidupan sekarang membawa tabiat tersebut bertumimbal lahir, menjadi seorang LGBT tulen. Andaikata pada masa kehidupan ini, anda menuruti tabiat asusila anda, maka kekuatan karma asusila anda akan kian lama kian bertambah berat, sehingga anda akan berkembang jadi biseksual lalu menjadi homoseksual.

Ada seorang pria yang berkata : “Pada mulanya saya adalah orang normal, memiliki kekasih wanita, tetapi kemudian pada sebuah kesempatan yang sungguh kebetulan, bertemu dengan seorang teman pria, barulah saya menyadari ternyata saya lebih suka pada pria”.

Menurutku masalah ini justru ada pada diri anda sendiri, mengapa orang lain juga ketemu dengan teman pria anda itu, tetapi tidak berubah dan menjalin hubungan sesama jenis dengannya, justru cuma anda saja yang begitu ketemu langsung jadi miring? Ini menunjukkan bahwa di dalam diri anda memang sudah ada benih tabiat asusila, begitu ketemu faktor pendukung yang cocok, maka langsung bereaksi.

Mengapa dikatakan alasan terbentuknya LGBT adalah tabiat asusila? Kalian dapat merenungkannya sesaat maka segera mengerti. Coba cari seorang teman LGBT dan seorang teman yang normal, lihatlah dalam seharian apa saja yang mereka pikirkan, berapa banyak waktu yang digunakan untuk berkhayal, termasuk apakah mata mereka suka melirik pria rupawan atau wanita jelita, mengamati postur tubuh orang lain.

Mungkin ada yang memprotes, apakah melihat orang lain juga ada salahnya, sesungguhnya ini juga merupakan pantulan dari nafsu khayal anda, hanya saja anda sudah mati rasa, sehingga anda merasa melirik rupa orang lain merupakan hal yang lumrah. Jadi boleh dibandingkan, apakah LGBT atau orang normal yang lebih banyak menuruti tabiat asusila diri sendiri.

Ada pula Gay yang berkata : “Pria normal juga melirik wanita cantik bukan?”. Memang benar, pria normal melirik wanita, tetapi beda dengan anda yang melirik sesama pria, coba bandingkan kadar dan waktunya maka sudah bisa dimengerti.

Anda berkata dalam hal membahas tentang topik asusila, orang normal lebih parah daripada LGBT. Itu karena masyarakat menganggap lumrah terhadap hubungan pria dan wanita. Apabila tidak adanya pengekangan dari masyarakat, maka teman-teman LGBT akan membahasnya lebih terlampau lagi dan lebih tidak mengenal rasa takut sama sekali.

Umpamanya kadar tabiat asusila anda sudah mencapai 100, orang normal mungkin 20, keduanya menuruti tabiat asusila masing-masing, kecepatan perkembangan anda adalah 5, sedangkan orang normal adalah 10. Maka 5 hari kemudian, anda sudah mencapai indeks 125, sedangkan orang normal cuma 70.

Maka itu menuruti tabiat asusila diri sendiri, sehingga menjadi seorang LGBT, hal ini sama sekali tidak mengherankan. Lagi pula setelah anda memiliki tabiat ini, buah akibat penderitaan akan mengikutimu.

Sedangkan bagi orang normal juga perlu mawas diri pada tabiat asusila diri sendiri, bila menumpuk tabiat asusila terlampau banyak, maka suatu hari kelak juga dapat berubah jadi LGBT. 

Jadi apakah LGBT dapat berubah kembali jadi orang normal? Jawabannya adalah pasti. Saya akan membagi pengalamanku dan mengatakan padamu : Pasti bisa diubah. Tetapi sebelumnya anda harus belajar Ajaran Buddha, oleh karena selain belajar Ajaran Buddha, sampai sekarang saya belum menemukan cara apa lagi yang lebih bagus untuk menangani masalah ini, lagi pula setelah belajar Ajaran Buddha, bukan saja masalah ini bisa terselesaikan, bahkan masalah-masalah lainnya juga, termasuk karir, kehidupan dan berbagai masalah lainnya juga bisa ditangani dengan baik.

Ketika anda berhasil mengendalikan tabiat asusila itu, anda akan mendapati kondisi tubuh dan wajah serta hal lainnya, mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.

Buddha Dharma menyebutkan : “Segala sesuatu muncul dari hati”. Selanjutnya saya akan menceritakan pengalamanku.

Bersambung ke bagian 2........





我是一名同性恋者,而且是天生的同性恋者,只有同性朋友才能体会其中生活的痛苦。借用一名同性朋友的话语:'我们是在追求永远也得不到的东西'。因为我们喜欢的是健康,有男子汉气质的男人,可这样的真正男人喜欢的却是真正的女人。我们生活在这个世界上,每个人都有自己的责任,身边有父母,兄弟姐妹,家庭,社会。可是你的这个习性却和大众格格不入。你想摆脱社会摆脱不掉,你想摆脱自己的习性业力,可它却牢牢的控制着你。我们就是生活在大众社会和个人习性中夹缝中的人。举个简单例子:如果你是一个孝顺父母的同性朋友,请问面对父母对你婚姻的期盼你是什么态度?你要是与女性成家结婚生子。你对的起你的妻子和将来的孩子吗?你不成家面对父母一天天衰老的容颜你再忍心伤害他们吗?有人说我独身,我一个人找个同性朋友结婚,那面对大众的压力你承受的了吗?而且这样的同性朋友你能找的到吗?所以,个中的痛苦和良心的谴责只有真正经历的朋友才能体会的到。对前些年张国荣的自杀我一点都不感觉到奇怪,据一个权威学者的统计:60%的同性朋友都有自杀的倾向,说不定在某个特定的环境,你一时想不通,就有可能走上绝路。其中生活的巨大压力不是外人能想象的。

  关于同性恋的成因大家一直在争论,包括很多专家学者。有说先天的,有说后天环境养成的,有的说化学物质,激素水平等等原因造成的。其实你在学习佛法以后,很容易就明白。同性恋的成因就是邪淫习气的果报。(关于这点我后面还会说明)有位台湾的大德在讲同性恋的成因的问题也提到:同性恋是邪淫习气过重造成的。如果你前生的邪淫习气重,那你有可能今生带业来轮回就是个天生的同性恋者。如果你今生随顺你的邪淫烦恼习气,你也可能邪淫的业力一步步加重,由一个异性恋者发展到双性恋者再到一个同性恋者。有人说了:我原先可是个异性恋者,也有女性朋友,可是一个偶然机会,碰到一个男性朋友,才发现自己喜欢男性多一些。我想这中间的问题还在你,为什么别人碰到同样的一个人不会成为同性朋友,而你却转变了。说明你已经有这个邪淫习气的种子在那里了,碰到合适的缘他就表现出来了。

  为什么我说同性恋的成因是邪淫习气重造成的呢?大家可以自己感觉下就明白了。你找一个同性朋友和一个异性朋友,看看他们在一天里的思想,话语行动(就是一言一行一念)关注自己欲望的多少就知道了,包括眼睛看旁边的帅哥美女,关注别人的身体。可能有人说这也算啊,这出去看人是很正常的,其实这也是你欲望不知不觉的体现,只是已经麻木不仁了,所以你已经发展到认识他很正常的地步。比比是你随顺自己淫欲的习气多还是常人的多。有人又问:常人也关注美女啊?是的常人也关注,但是他关注女性和你关注男性,比比关注的程度和关注的时间就明白了。你说常人谈论淫秽的事情,比我还更甚呢。那是因为社会对男女的欲望存在一个潜意识的认可。如果没有社会的顾忌,我可能说同性朋友会做的更过分和更肆无忌惮。打个比方(可能不太恰当)你的邪淫习气已经是-100,他是常人可能邪淫习气是-20,你们都随顺自己的习气,你每天以-5的速度发展,他以每天-10的速度发展,那么5天后,你已经是-125了,而他是-70。所以随顺自己的邪淫习气,成为一个同性恋者一点都不奇怪。而且你有了这样习气,痛苦苦报会跟着你,邪淫的业因果报大家可以看看相关的文章,我们的古人和同时代人有很多邪淫果报的实录可供参考。而且做为一个常人,也要检点你的邪淫习气。说不定,你积累自己的邪淫习气,哪天积累到一定程度,量变到质变,你也成为一个同性恋者。

  那么同性朋友可以转变自己的性倾向吗?答案是肯定的,我以自己的亲身经历告诉你:可以转变。但前提是你要学佛,除了学佛,到现在我还没发现有什么更好的方法来处理这个问题,而且学佛以后,不只是这个问题,其它的问题,包括事业生活的种种问题都可以处理好。当你哪天你把邪淫这个烦恼习气伏住,控制住了,你会发现你的激素物质,体态相貌等等都在发生变化。佛法说:'一切法唯心造'。下面我就简单谈下我个人的经历。