Kisah Hukum Sebab Akibat Era Kini
Hubungan Adik dan Kakak Ipar
Menghancurkan Satu Keluarga
Pada bulan Oktober
1994, di Dusun Heping, Kabupaten Taichung, Provinsi Taiwan, terdapat sebuah
keluarga yang bermarga Huang. Ayah Huang berusia 80 tahun dan ibunda Huang
berusia 70 tahun. Mereka memiliki tiga putra, Abang Sulung dan Abang kedua
telah menikah, hanya si Bungsu yang belum meminang istri.
Abang sulung
mempunyai seorang putra dan dua orang putri, sedangkan kakak ipar kedua sedang
mengandung selama 8 bulan. Mereka merupakan keluarga besar yang tinggal dibawah
satu atap.
Oleh karena si
Bungsu yang berusia 25 tahun dan kakak ipar sulung yang berusia 26 tahun,
menjalin hubungan gelap, sehingga satu keluarga jadi tidak harmonis; si Bungsu
bukannya tahu malu dan melakukan introspeksi diri, bahkan membakar Abang sulung
dan ketiga keponakannya, bahkan kakak ipar kedua yang sedang hamil tua, juga
ikut terkubur ke dalam lautan api. Oleh karena Abang kedua sedang berada di
luar rumah, makanya selamat dari musibah.
Kakak ipar sulung
meskipun berhasil lolos dari musibah kebakaran, namun keluarganya telah
bercerai berai. Oleh karena mengalihkan cintanya pada adik ipar bungsunya,
makanya dia tidak mencintai suaminya lagi, namun tindakan asusilanya telah
mengorbankan nyawa putranya yang berusia 8 tahun dan putrinya yang baru berusia
2 tahun. Tubuh mungil mereka dipanggang api hingga tidak bisa dikenali lagi.
Sungguh tragis!
Si Bungsu telah
menjadi pelaku pembunuhan 6 orang, mustahil bisa terlepas dari jeratan hukum.
Lagi pula, bagaimana dia menghadapi kematian satu keluarga Abang Sulungnya yang
berjumlah 4 orang? Kemudian kakak ipar kedua dan bayi yang ada dalam
kandungannya, juga tewas secara mengenaskan, bagaimana dia menjelaskannya pada
Abang keduanya? Dan lagi bagaimana menghadapi para tetangga dan warga setempat
yang menjadikannya sebagai topik pembicaraan hangat? Apakah dia masih punya
semangat untuk menjalin untaian kasih terlarang dengan kakak ipar sulungnya?
Sementara itu Abang
kedua yang kehilangan istri dan bayi yang belum sempat lahir ke dunia,
bagaimana sanggup menghadapi kakak ipar sulungnya dan adik bungsunya?
Sementara Ayah yang
telah berusia 80 tahun dan ibunda berusia 70 tahun, walaupun berhasil selamat
dari kobaran api, namun masih syok dan belum dapat melupakan kejadian tragis
tersebut, bagaimana mereka sanggup menghadapi keluarga yang telah cerai berai,
seperti kata pepatah, orang berambut putih mengantar kepergian orang berambut
hitam!
Nafsu indria,
paling mudah dilanggar manusia, selain merusak moral juga mengundang petaka,
kesengsaraan yang menimpa tiada habis-habisnya. Pertahanan dalam sebuah
keluarga, terletak pada bagaimana dalam keseharian, peranan Ayahbunda dalam
memberikan wejangan, supaya semua anggota keluarga mengenal tata susila, meyakini
Hukum Sebab Akibat; ketika saudara laki-laki dan kakak ipar tinggal seatap,
maka harus menjaga jarak yang sesuai!
Di dalam satu
keluarga, yang paling ditakutkan adalah perseteruan, penyebabnya tak lain
adalah “kehilangan etika moral”, sehingga anggota keluarga yang berhasil lolos
dari maut, entah bagaimana caranya untuk menanggung beban kesedihan,
sampai-sampai kesempatan untuk menangis pun tidak ada sama sekali, hanya dapat
bersabar menelan penyesalan dan ketidakberdayaan.
現代因果報應錄
叔嫂亂倫.家破人亡
民國八十三年(一九九四年)十月,台灣省台中縣和平鄉自由村東崎路二段黃姓人家,有兄弟三人,二位兄長均已娶妻,長兄育有一子二女,二嫂已懷孕八個月。他們是居住在同戶的家庭,因為二十五歲的小叔與二十六歲的長嫂,有不正常的戀情,遂導致家庭失和,昆仲反目;小叔不但未自我收斂與檢點,反而縱火燒死親兄弟與三位年幼的姪兒姪女,二嫂與腹中的胎兒俱受殃及,葬生火海。由於二哥出門在外,才倖免於難。長嫂雖逃出火窟,但已家破人亡!她因為移情於小叔而對自己的丈夫無情,但是二歲及八歲的愛女與嬌兒,卻為了母親的畸戀而犧牲生命,他們小小的身體被烈火燒烤得面目全非,死狀悽慘無比!
小叔是五屍六命的兇手,難逃法律的制裁。然而,面對長兄一門四口的橫死,還有二嫂與未出世的胎兒也慘遭波及,將來如何面對活著的二哥?還有鄉親鄰里的指責與非議?難道他還有心情與長嫂再續孽緣嗎?
喪妻亡子的老二,又將如何面對嫂子與親弟弟?只因為他們的貪愛,卻讓一家人就此陰陽兩隔,會面無期!
八十老父與七十老母雖火海餘生,在驚魂未定之餘,尚須面對支離破碎的家庭,猶要白髮送黑髮!
色慾一事,人最易犯,其敗德取禍比其他的苦痛更加酷烈。家庭中的防遏,在於平日父兄訓誡之力,務使深信禮法、因果與禍福報應;家庭不肅則家道不和,兄弟妻室於男女之際,務須保持適當的距離!
世間最怕三災九橫,人間最慘手足鬩牆、爭相戕害,起因總是「失德喪倫」之故,讓僥倖存活的家人既難堪又悲悽,連哭訴的機會也沒有,只能默默吞忍百般的無奈與悔恨。
古德云:「兄弟同居防亂宗,兄弟俱婚,不入彼寢室,嫂叔不私下相會;茍失其正,萬事俱左。」錄自《保命延壽法》