Saturday, 13 June 2020

05-02 Lebih Baik Masuk ke Dalam Jaring-jaring Hukum (Bgn 2)


 

Kasus Aneh di Taiwan 05
Lebih Baik Masuk ke Dalam Jaring-jaring Hukum Daripada Melanggar Hati Nurani
Ditulis oleh : Venerable Jinghui

(Bagian 2)

Saya bertanya : “Anda sudah berkeluarga bukan? Saya melihat dari data Anda tercantum sudah menikah.”
  
Lai oo menjawab : “Setelah pensiun saya berumah tangga. Istri saya sangat berbudi luhur, melahirkan seorang putra dan dua orang putri, putra sulung dan putri sulung kuliah di Universitas Nasional, putri kedua segera naik ke kelas 12 SMA (tempo dulu adalah kelas 3 SMA) di Sekolah Menengah Putri, tahun depan semoga bisa diterima kuliah di Universitas Nasional.”

Saya berkata : “Saya dengar dari mereka, Anda ini difitnah. Saya tidak habis pikir, Anda memiliki sebuah keluarga yang bahagia, putra putri yang berbakat, mengapa tidak punya keinginan hidup sama sekali?”

Lai oo berkata : “20 tahun yang silam di tempat wisata di Kaohsiung, sejak membunuh kedua gadis itu, sudah seharusnya saya mati. Saat itu sudah sepantasnya saya menjalani hukuman mati, tetapi saya malah tidak berani menghadapi kenyataan, lari dari tanggung jawab, tidak berani menghadapi hati nurani sendiri.

Baru-baru ini kedua orang putri teman saya itu bertemu orang jahat, lalu dinodai dan dibunuh. Putri sulungnya ketika baru tamat sekolah dan pergi berwisata, oleh karena tidak hati-hati sehingga terpisah dari rombongannya, lalu menjadi sasaran orang jahat, kondisi kematiannya sungguh mengenaskan.

Putri keduanya ketika mengikuti sekolah malam, saat pulang sekolah, di depan lorong rumahnya sendiri disekap lalu dibawa ke tempat terpencil, dinodai lalu dimutilasi, kondisi kematiannya lebih mengenaskan lagi.”

Saya bertanya : “Jadi Anda mulai merasa takut?”

Lai oo menjawab : “Saya melihat kejadian yang menimpa kedua orang putri teman saya itu, saya jadi terpikir pada kedua orang putri sendiri. Selanjutnya kedua arwah gadis itu pasti akan mencari keluargaku. Bagaimana saya tega karena kesalahan yang saya perbuat, akibatnya harus ditanggung kedua orang putriku? Saya tahu bahwa utang nyawa dibayar nyawa, juga bersedia membayar dengan nyawaku sendiri, tetapi saya hanya berharap kedua arwah gadis yang saya bunuh itu, jangan menangkap dua putriku untuk melunasi utang ini, saya bersedia dihukum mati, untuk menebus dosaku.”

Saya bertanya lagi : “Bagaimana kalau Anda tidak mati?”

Lai oo menjawab : “Kedua orang putriku pasti mati, ini adalah balasan atas perbuatan jahat, pasti takkan lolos!”

Setelah selesai mendengarnya, wajahku sudah basah oleh deraian air mata, Lai oo juga terisak tidak sanggup melanjutkan kata-katanya lagi.

Saya minta kepala sipir membawanya kembali ke ruang tahanan. Saya memutuskan untuk memenuhi keinginan hatinya, sekaligus meminta rekan-rekan kerjaku, agar jangan lagi menyelidiki kasus ini.

Setelah Lai oo dieksekusi, kondisi keuangan keluarganya menemui kesulitan, sebelum Lai oo menemui ajal, saya berkata padanya : “Pergilah dengan tenang.”

Lai oo meninggal dengan damai.

Saya mengajak teman-teman untuk membentuk satu perkumpulan kecil, guna membantu istrinya buka usaha kecil-kecilan, bahkan tiap tahun membantu ketiga anaknya uang pendaftaran, sampai mereka tamat kuliah. Diantaranya putri bungsunya berhasil dikuliahkan ke luar negeri sampai meraih gelar PhD.

Kini ketiga anak ini seharusnya telah berusia lebih dari 50 tahun.

Melihat putra-putrinya sudah mampu mandiri, tanggung jawabku usai sudah, lalu tidak berhubungan dengan mereka lagi.

Ketiga anak ini merasa Ayah mereka tidak bersalah, maka itu terhadap vonis hukuman mati yang dijatuhkan kepada Ayah mereka, selalu menyimpan ganjalan ini di dalam hati, tidak mampu memahaminya, oleh karena itu menyimpan dendam terhadap diriku.

Namun saya menerima dengan ikhlas kebencian mereka terhadap diriku,  selama ini saya juga tidak pernah melakukan upaya untuk membela diri sendiri.

Bagaimanapun juga, suatu hari nanti ketiga anak ini pasti akan memahaminya, mereka pasti akan menjadi orang dewasa yang bepengertian.

Bersambung ke bagian 3 ...........................




《臺灣奇案》
 ~淨慧法師

五、寧入法網  不觸天網

(二)

我問:「您應該已成家了吧?我看過您的資料是已婚。」

對方答:「我退伍後就成家了。我太太很賢慧,生有一男二女,大兒 子在國立大學就讀,大女兒也在國立大學就讀,二女兒快升高三,在省 女中就讀,明年可望保送國立大學。」

我說:「我聽他們說,您應該是冤枉的。我真想不通,您有這麼幸福 的家庭,這麼優秀的子女,為什麼一點都不想活呢?」

對方說:「我二十年前在高雄觀光區殺死那兩名小姐,就已經死有餘 辜了。那時,我就該接受國法死刑的制裁,但我卻一直苟且偷生,不敢面對自己的良心。最近,我那朋友的兩個女兒都被姦殺死了。他的大女 兒畢業旅行時,因為不小心脫隊,而被歹徒盯上了,死狀很慘。他的二 女兒讀夜校放學時,在自己家裏的巷口被綁到偏僻地方,強暴後分屍了, 死狀更慘。」

我問:「難道您開始害怕了?」

對方答:「我看我那朋友的女兒,就想到我的兩個女兒。再下去,可 能就找到我家來了。我怎捨得我兩個女兒因為我所犯的罪惡,而無辜被 冤魂索命呢?我知道,殺人就該償命,也願意自己償命,但我只希望被 我殺死的那兩位小姐,千萬別抓我兩個女兒去抵債,我願意自己被處死, 來贖罪。」

我又問:「如果您不死,會怎樣?」

對方答:「我兩個女兒一定會死,這是惡有惡報,是絕對逃不掉的!」

我聽完後,一臉全是淚水,而對方也泣不成聲。我請看守所所長先把 他帶回去,而我自己則在那兒靜靜地淌著止不住的淚水。我決定成全他 的心願,也請同事們別再深入追究了。

○○處決後,一家大小的生活,頓時陷入困境,我在賴○○處決前,曾告訴他:「您請安心走吧。」

○○死得很平和、很安詳。

我請朋友標了一個小會,幫助他夫人做點小生意,並每年幫忙三個孩 子註冊,直到大學畢業。其中,最小的女兒還出國讀到博士。這三個孩 子應該都已五十出頭的人了。

我因三個孩子都已能自立,覺得責任已經完成,便沒有再與他們來往。

這三個孩子,對他們父親的無罪被判處死刑,都一直耿耿於懷,很不 能諒解,也因此對我抱持不共戴天之仇。但我接受他們的恨,從不為自 己作任何辯解。畢竟,這三個孩子總有一天,會自己長大而懂事。