Kasus Aneh di Taiwan 08
Arwah Penasaran Mengikuti
Pelaku
Ditulis oleh : Venerable Jinghui
(Bagian 1)
Dari dalam gorong-gorong selokan
besar, ada warga yang mencium bau busuk, sepertinya ada orang mati yang sudah
membusuk di dalamnya.
Awalnya ada orang yang mengira mungkin
ada bangkai kucing atau bangkai anjing yang sudah membusuk di dalamnya, kalau
dikatakan bangkai kucing, kecil kemungkinannya, oleh karena kebiasaan
masyarakat di sini, adalah “Bangkai kucing digantung di ujung pohon”, sedangkan
“Bangkai anjing dihanyutkan melalui air yang mengalir”.
Dari lubang gorong-gorong, mengalir
keluar benda putih dan kecil-kecil, banyak sekali. Kerumunan
warga yang datang menonton keramaian berkata : Itu adalah belatung. Ada pula
yang nyalinya besar, menjulurkan kepalanya mengintip sebentar ke dalam
gorong-gorong, lalu cepat-cepat mengangkat kembali kepalanya sambil menutup
hidungnya erat-erat. Lalu muntah tiada henti-hentinya.
Orang ini berkata : Ada kerangka
manusia. Tulang rusuk kerangka itu sudah terlepas satu persatu, sudah
dihanyutkan air hingga berantakan.
Pak Polisi sibuk memasang garis polisi
mengelilingi lokasi kejadian, guna menghindarkan warga yang penasaran kian
ramai dan berdesakan, merusak tanda-tanda di lokasi kejadian.
Akhirnya dokter forensik tiba di
lokasi kejadian, dia mengenakan masker, sarung tangan dan penutup kepala.
Gorong-gorong itu tampak rumit dan ditutupi debu untuk waktu yang lama.
Dokter forensik merupakan sosok “Sherlock Holmes” yang kami kagumi, sudah sangat berpengalaman. Dia
adalah harapan kami.
Tetapi dalam
menghadapi kerangka manusia yang telah jadi tulang berulang yang sudah tidak
utuh dan berantakan, dia juga sempat tertegun di sana, bahkan
menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dokter
forensik berkata : “Harusnya kerangka itu adalah pria, usia paruh baya”. Yang
lainnya sudah tidak tahu lagi.
Dokter
forensik memutuskan mengantar kerangka ke rumah duka terlebih dulu, barulah
menetapkan langkah selanjutnya.
Kasus ini
sampai di sini tidak ada titik terang lagi, segala upaya berhenti begitu saja.
Apakah orang
ini dibunuh? Atau karena tidak hati-hati makanya jatuh ke gorong-gorong?
Kondisinya sudah hancur lebur sampai tahapan sedemikian rupa, bagaimana bisa
menegakkan keadilan untuknya?
Sekitar 8
bulan kemudian (oleh karena kejadiannya sudah kelamaan, maka itu tidak dapat
dipastikan), ada seseorang yang kondisinya sangat kelelahan, masuk ke dalam
kantor polisi, memohon pada Pak Polisi untuk menolongnya, memohon pada Polisi
supaya memperbolehkannya menyerahkan diri, selama kurun waktu ini, dia sudah
hampir depresi.
Pak Polisi setelah
mengajukan beberapa pertanyaan, pada hari yang sama, orang itu dibawa ke kantor
kami, pengadilan investigasi, untuk diperiksa ulang.
Orang ini
berkata : “Lebih dari 10 bulan yang lalu, saya membunuh seorang sahabatku. Kami
patungan membeli lotere, berhasil memenangkan hadiah pertama, harusnya hasil
dibagi dua, tetapi waktu itu saya sedang butuh uang, berharap sahabatku mau
mengalah dan meminjamkan separuh hasil itu kepadaku dulu, untuk memutar
modalku, setelah melewati masa sulit ini, barulah saya kembalikan uang itu
padanya.
Tetapi dia
tidak sudi membantuku, padahal dia adalah bos besar, dia sama sekali tidak
butuh separuh hasil undian tersebut, tetapi dia sungguh tak berperasaan.
Maka itu
dengan meminjam alasan untuk merayakan kemenangan, saya mentraktirnya minum
bir, membuatnya mabuk berat, lalu mengangkutnya ke selokan, melemparnya ke
dalam gorong-gorong, lalu menggunakan batu-batu untuk menyumbat lubang
gorong-gorong, tujuannya yang pertama adalah untuk menaikkan level air dan
menenggelamkannya, yang kedua adalah supaya mayat korban tidak bisa mengalir
keluar.”
Saya
bertanya : “Pekerjaan Anda begitu sempurna, Dewa tidak bisa tahu, Malaikat juga
tidak menyadarinya, kenapa Anda mau menyerahkan diri?”
Dia menjawab
: “Jika saya masih juga tidak menyerahkan diri, maka saya akan mati tanpa
kuburan.”
Saya
penasaran dan bertanya lagi : “Mengapa? Apakah sudah sampai tahap sebegitu
parah?”
Dia menjawab
: “Bukan saja parah, tetapi sudah tidak berani dibayangkan lagi!”
Bersambung
ke bagian 2 .............
《臺灣奇案》
~淨慧法師 作
八、冤魂不離
常隨兇手
(一)
--似真若幻,如影隨形
在大排水溝的涵洞內,有人聞到陣陣惡臭,似乎有人死在裏頭腐爛了。
起初,有人以為或許是死貓或死狗,但死貓的可能性比較不大,因為 本省習俗,都把「死貓吊樹頭」,而遇到死狗,才「放水流」。
涵洞的洞口,流出小小白白一條條的東西,密密麻麻,好多好多。看 熱鬧的群眾說:那是蛆。有人很有膽子,就探頭進去瞄了一下,趕緊又捂住鼻子縮頭回來。就這樣一直嘔吐不止。
這人說:一堆白骨,是個人。白骨一根一根都掉開了,被水沖得零亂 不堪。
派出所的警察先生忙著把現場圈了起來,以免好奇的民眾越聚越多, 破壞了現場。
法醫終於到了。他戴上口罩與手套,還有頭套。這涵洞很雜,塵封已 久。法醫是我們所佩服的福爾摩斯,閱歷多,經驗豐富。他是我們的希 望。
但面對這散落一地的白骨,他也楞在那兒,直搖頭。
法醫說:「應該是個男的,中年人」,其他則莫宰羊(台語:不知 道)。法醫決定先送到殯儀館處理,再作定奪。
這件事,就到這兒陷入膠著了,一切努力也停擺了。
這人會是被人謀殺的嗎?還是自己不小心落水的?都爛到這般地步了, 不會冤沉海底嗎?大約八個月後(因年代太過久遠,不敢確定),有個 人非常困乏疲累地自己跑進派出所,請警察先生救救他,並讓他自首, 這些日子,他已經快崩潰了。
警察先生問了一些筆錄,當天就把他移送到我們這兒偵查庭複訊。這 人說:「我十多個月前,殺了一個好朋友。我們合買獎券,中了大獎, 按理應該每人一半,可是我那時正缺錢,希望對方先把他應得的那一半 借我周轉,等我喘過氣以後,再還他。
但他就是不肯幫這個忙,其實,他是大老闆,一點也不缺這區區一筆 獎金,但他太無情了。於是,我借題慶功宴,請他喝酒,把他灌得酩酊 大醉,然後運到排水溝,把他丟棄在靠涵洞處,再用一些石頭把出口堵 住,一來讓水位升高,以淹死他,二來讓死者的屍體流不出去。」
我問:「這般天衣無縫,可說神不知,鬼不覺,為什麼你還要來這兒 自首呢?」
他答:「我再不自首,我就死無葬身之地了。」
我很驚訝地又問:「為什麼?有這麼嚴重嗎?」
他又答:「豈只嚴重,簡直不堪設想!」