Monday 15 June 2020

09-03 Muslihat Berujung Maut (Bgn 3)




Kasus Aneh di Taiwan 09
Muslihat Berujung Maut
Ditulis oleh : Venerable Jinghui

(Bagian 3)

20 tahun kemudian, keluarga yang dikutuk oleh orang banyak itu, benarkah bernasib naas? Saya dikarenakan kesibukan kerja, sudah lama tidak melakukan kontak dengan keluarga itu.

Semua orang tidak menyukai tiga anak tersebut, oleh karena dianggap putra-putri yang lahir dari orang tua yang jahat, keturunan orang jahat, bisa sebaik apa? 

Saya selalu berpendapat : “Hukuman itu sebatas pada pelaku seorang saja.” Papa berperilaku jahat, itu merupakan kesalahan Papa seorang saja, lagi pula sudah dihukum mati oleh lembaran besi. Menurut aturan, dia sudah menerima balasannya.

Saya merasa pilu melihat tiga anak kecil ini harus menerima gangguan dan sindiran dari masyarakat, namun saya memiliki pendirian dan pandangan tersendiri.

Saya memberitahukan pada orang-orang yang menentang : “Putra-putri pelaku kejahatan, bukankah harus mendidik mereka supaya jadi baik?”

◎◎◎

Suatu hari klien saya ingin membeli satu unit bangunan untuk dijadikan ruang perkantoran, meminta diriku mendampinginya pergi ke perusahaan konstruksi untuk menandatangani surat perjanjian.

Oleh karena klien saya ini berharap perusahaan konstruksi dapat membangun sesuai dengan desain perusahaannya, makanya kami pergi meninjau ke lahan proyek.

Ketika kami memasuki ruangan tamu perusahaan konstruksi, mereka memanggil kepala proyek untuk bertemu dengan kami, untuk menjelaskan desain bangunan.

Kepala proyek masuk ke dalam ruang tamu, dia tiada henti-hentinya memperhatikan diriku, tiba-tiba dia berteriak : “Bibi, ternyata benar adalah Anda!”

Saya tertegun lalu bertanya : “Anda siapa?”

Dia menjawab : “Saya putra mantan Direktur Sekolah Menengah Putri lho! Saya putra sulung yang bernama ooo.”

Saya sudah ingat : “Wah sudah tumbuh begitu tinggi ya!”

Kepala proyek segera menelepon Mama dan adik-adiknya supaya menumpang taksi segera datang kemari. Tidak lama kemudian, datanglah seorang nyonya tua, usianya berkisar 75-80 tahun. Saya memperhatikannya agak lama, rasanya kenal, tetapi saya benar-benar tidak dapat mengingatnya.

Begitu memasuki pintu, berulang kali dia menatap diriku, tiba-tiba, dia berlutut di hadapanku, wajahnya berlinangan air mata, sepatah kata pun tidak sanggup diucapkannya.

Oleh karena hal ini terjadi secara tiba-tiba, lalu saya juga dikejutkan oleh momen langka tersebut, jadi salah tingkah, entah bagaimana seharusnya, hanya bisa cepat-cepat memapahnya berdiri kembali.

Nyonya tua ini memberitahukan padaku, tiga anaknya tidak berubah jadi jahat, putra sulungnya kini menjadi kepala proyek lahan konstruksi, putra kedua menjadi desainer di perusahaan televisi, putri bungsunya bekerja di bank.

Teringat waktu dulu, dengan memanfaatkan hari libur, saya selalu membawa mereka bermain ke kebun binatang, taman bermain anak dan bertamasya, tanpa terasa, kini mereka sudah dewasa, bahkan sudah bekerja dan mampu hidup mandiri. Bukan saja memiliki keluarga yang bahagia, juga memiliki mata pencaharian yang benar, saya merasa sangat terhibur.

Dia memberitahukan padaku : Ketiga anak ini, tiap hari memanjatkan doa buat diriku, sebagai ungkapan terima kasih pada budiku, selain itu juga demi kesembuhan penyakitku. Saya merasa amat malu, saya tidak pantas!

Kira-kira seminggu kemudian, dengan memanfaatkan hari libur, nyonya tua ini mengundangku ke rumahnya, sambil mengenalkan padaku menantu laki-laki, menantu perempuan dan cucu-cucunya, lalu menyuruh mereka berlutut padaku, saya minta mereka supaya jangan menyiksa diriku, oleh karena saya benar-benar tidak sanggup menanggungnya.

Sepanjang hayatku, kadang kala karena tidak tega, makanya dengan kemampuan yang tipis membantu keluarga yang kondisinya memprihatinkan, tetapi saya tidak pernah mengharapkan pamrih ataupun balas budi, juga tidak mengharapkan memperoleh ikatan persaudaraan, saya tidak pernah meninggalkan jejak atau kesan apapun, begitu memberi bantuan langsung melupakannya, juga tidak pernah menjalin ikatan dengan siapapun.

Saya hanya merasa memenuhi kewajiban sebagai manusia, jadi buat apa menjalin ikatan-ikatan lagi!

Sama halnya pula sekarang saya berharap agar mereka segera melupakan kejadian masa silam, yang berlalu biarlah berlalu! Mengenai utang budi, lebih tidak perlu dibahas lagi, oleh karena saling bantu membantu merupakan kewajiban hidup manusia.

Catatan :
Langit dan Bumi takkan membiarkan orang jahat melakukan kejahatan dan menekan orang baik. Langit dan Bumi takkan berdiam diri melihat orang baik menderita.

~Selesai~



《臺灣奇案》
 ~淨慧法師

機關算盡  反誤卿命

(三)

二十年後,這人人詛咒的報應家庭,是否一如被人詛咒那樣地悲慘? 我因為工作異動,已許久沒有這一家人的消息了。

大家都不看好這三個孩子,因為壞人所生的子女,又能好到哪裡去? 古人不是說:「龍生龍,鳳生鳳,老鼠生的兒子會打洞嗎?」

我始終認為:「罪刑只及一人一身。」爸爸為人不好,是爸爸自己一 個人的錯,而且也被鐵皮削死了。按理說,也報應了,也贖罪了。

我疼這三個小孩,很受當地閒言閒語的困擾,但我有我的立場和看法。

我告訴反對的人說:「壞人的子女,不是更應該把他們教好嗎?何況 俗話不也這樣說:歹竹出好筍嗎?」

◎◎◎

有一天,我的客戶要買一棟大樓當辦公室,要我陪他去與建設公司簽 約。因為我這客戶希望建設公司能照他公司的設計來興建,所以,我們 去工地看那未完成的粗胚屋。

進了建設公司的會客室,他們找來了工地主任,向我們解釋興建中大 樓的設計,好讓我的客戶有個選擇。

工地主任進來了。他一直不停地注視著我,突然大聲驚叫了起來:「阿 姨,真的是您!」

我楞住了,我問:「您到底是誰?」

對方答:「我是省女中主任的兒子啊!我是老大叫○○○。」

我想起來了:「已經長這麼大了!」

對方馬上打電話給他母親,還有他的弟弟妹妹,叫他們趕快搭計程車 前來這會客室。沒多久,果然來了一位老婦人,年紀約在七十五到八十 之間。我注視很久,依稀有點面熟,可是我實在已認不得了。她一進門, 見到我,盯著我目不轉睛地一看再看,突然,她跪了下來,對著我叩頭, 兩眼直掉眼淚,一句話也說不出來。我因為事情來得太突然,被嚇了一 大跳,也不知如何才好,只能趕忙一個大步跑上前去,把她強拉了起來。

她告訴我,三個孩子都沒變壞,老大現在是工地主任、老二是電視公 司的美工設計師、老三是銀行小姐。想當年,我常帶著他們利用假日逛 圓山動物園、兒童樂園,也帶著他們寒暑假四處旅行,才曾幾何時,他 們個個都已長大成人了,而且都已是成家立業的中年人了,不但有了幸 福的家庭,也都有了正當職業,我真的好安慰。

她又告訴我:這三個孩子,每天都在長生祿位前,為我三跪九叩,為 我燒香,一來感謝我當年的大恩,二來為我罹患絕症的身體求神保佑。 我真的好慚愧,我哪配呢!

大約過了一週,這婦人又利用星期假日,邀請我去她家,並把她兒孫、 媳婦、女婿全叫回家,要他們一家一家向我跪拜叩謝,我拜託他們千萬 不要這樣折磨我,因為我實在承擔不起,但他們好堅持,任我怎麼推, 都推不掉。

我一生或許每每由於一時之不忍心,而略盡綿薄地幫助過一些無告無 助的悲慘家庭,可是我從不期待從這些家庭中獲得任何感情,我一向不 留任何痕跡地隨做隨忘,隨了隨斷。我總覺得我只不過盡了一個人的本 分,為什麼還要與人牽牽扯扯呢!

我一樣希望他們,過去的事,就讓它過去吧!至於,虧欠則更大可不 必,因為該得的,神都早已全數賞賜給我了。

附註一:天無言,地無語,默默不盡千言萬語。

附註二:天地不會縱容壞人作惡欺壓善良的人。天地不會眼睜睜看著 善良的人受苦。