Tuesday 26 March 2019

15.Jangan Mengambil Harta Benda Milik Sangha




Kisah Hukum Sebab Akibat Era Kini
Jangan Mengambil Harta Benda Milik Sangha
Oleh : Shan Zhi

Pada awal periode pemerintahan Tiongkok Nasionalis (1912-1949, cikal bakal Taiwan), Master Vinaya Guyue, setelah mencapai pencerahan di Gunung Gushan, dengan menggunakan kemampuan gaib dia berhasil menyembuhkan ibunda Gubernur Provinsi Fujian, yang bernama Sa Zhen-bing yang juga dikenal sebagai Sak Deng-bing.

Umat pun berduyun-duyun berdatangan dari kejauhan untuk menjadi murid Trisarana Master Vinaya Guyue. Para praktisi yang berniat belajar Buddha Dharma dan yang mengejar kebenaran kehidupan manusia, ada yang berdana merenovasi ruang kebaktian utama, ada yang berdana melapisi rupang Buddha dengan emas, ada yang mempersembahkan dana kepada Triratna dan sebagainya, sehingga dalam kurun waktu beberapa tahun saja, Gushan telah berubah menjadi sebuah vihara yang besar.

Pada tahun 1919, ketua Vihara “Xi Feng Si” yang bernama Master Dao Pei, mengundang Master Vinaya Guyue berkunjung ke Vihara “Xi Feng Si” dalam rangka membangun aula kebaktian utama. Master Guyue menerimanya dan menempuh perjalanan ke Vihara “Xi Feng Si”.

Di tengah perjalanan, ada seekor sapi jantan berlutut di depan tandu Master Guyue, sapi ini berlinangan air mata. Master berkata : “Kamu telah bertobat, ini merupakan hal yang paling bagus! Sekarang Vihara “Xi Feng Si” sedang membangun aula kebaktian utama, membutuhkan tanah liat dalam jumlah besar, saya berharap kamu dapat tiap hari menginjak tanah liat untuk menebus dosa, supaya terbebas dari tubuh penderitaan ini”.`

Setelah mendengar ucapan Master Guyue, sapi itu mengikuti tandu Master menuju ke Vihara “Xi Feng Si”, setiap hari menginjak tanah liat, hingga akhirnya ruang kebaktian berhasil dibangun, sapi itu berlutut di hadapan rupang Buddha lalu meninggal dunia.

Umat memohon pada Master Guyue untuk menceritakan sebab akibat dari sapi tersebut, Master Guyue berkata : “Sapi ini pada masa kelahiran lampau adalah Bhiksu Pengawas di Gushan. Selain itu di kampung halamannya, dia juga memiliki sebuah vihara kecil. Ketika dia diangkat menjadi pimpinan vihara Gushan, dia mengambil uang Sangha, dibawa pulang ke vihara kecil di kampung halamannya, untuk muridnya, karena sebab akibat inilah, dia jatuh ke Alam Binatang menjadi sapi. Hukum Sebab Akibat takkan meleset”.

Maka itu menasehati para praktisi untuk meningkatkan mawas diri, sapi itu meskipun pada kelahiran lampaunya memiliki akar kebajikan, tetapi andaikata pada masa kelahiran sekarang tidak bersua dengan Bhiksu senior yang memahami keadaannya, maka akan sulit memperoleh penyelamatan. Bukankah hal ini merupakan “Karena melakukan satu kesalahan akhirnya menjadi penyesalan seumur hidup”?

Patut diketahui bahwa kesempatan terlahir jadi manusia begitu sulit diperoleh, kesempatan mendengar Buddha Dharma juga begitu sulit diperoleh. Maka itu kita mesti mengamalkan Lima Sila yakni tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzinah, tidak berdusta dan tidak minum arak.

Janganlah melakukan hal yang merugikan orang lain demi menguntungkan diri sendiri, tetapi perbanyaklah melakukan hal yang memberi manfaat bagi orang lain dan diri sendiri, guna mempertahankan wujud manusia ini, lebih maju lagi selangkah adalah mempelajari dan memahami kebenaran dalam Ajaran Buddha, mengakhiri samsara dan memperoleh pembebasan agung.

Dipetik dari Majalah “Jue Shi Xun Kan” Edisi 185


現代因果報應錄
常住之財戒侵損
善智

民國初年,古月律師在鼓山開悟後,以神通力治好福建省長薩鎮冰老母親的病。善男信女,不遠千里來皈依律師,上求佛法,追求人生真理者日眾,有發心修建大殿的,有發心金裝佛像的,有發心供養三寶的,等等不一,數年之間,使鼓山成為化法大道場。

民國八年,西峰寺住持道沛法師,特請律師住錫西峰寺興建大雄寶殿,行至途中,忽有一隻公牛跪在律師轎前,熱淚直流,律師云:汝已懺悔,善莫大焉!今值西峰寺興建大殿,須用黃泥很多,我替你請一苦單,汝每天踏黃泥以贖罪,脫此苦身。牛聞罷,即隨律師轎後而至西峰寺,每天勤苦踏泥:至大殿建好時,牛跪亡佛前,誠佛法不可思議也。

信眾請律師講此牛的因果,律師說:此牛前身機鼓山監院,某因他家鄉另有一座小寺院,他在鼓山任當家師時,將常住的金錢,拿回去給徒弟花用,犯此因果,而墮牛身,所謂:因果不爽’”是也。

由此觀之,諸君應有所警惕,牛雖因前世善根,不昧昔今,如非遇得高僧,善解牛意,亦難得到懺悔超度之力,豈不是一失足成千古恨了嗎?須知人身難得,佛法難聞。所以吾人應堅持一、不殺生,二、不偷盜,三、不邪淫,四、不妄語,五、不飲酒五戒。莫作損人利己之事,而多作利人利己的善事,以深保此難得的人身,進而能悟佛真理,了生脫死,庶不寶山空回為撼也。

轉載五十四年四月十一日《覺世旬刊》第一八五期