Kisah Hukum Sebab Akibat Era Kini
Tiga Kali Terluka, Harta
Benda Ludes
Oleh : Yan
Ji-qing
Sepuluh tahun yang silam, di wilayah timur Kota Taipei, ada sebuah kedai yang menjual daging anjing,
juragan kedai langsung membunuh dan menyembelih lalu menjual daging anjing
sebagai mata pencahariannya.
Suatu hari dia begitu gembira berhasil menangkap seekor anjing hitam,
katanya boleh dijadikan makanan bergizi, jadi bisa dijual dengan harga mahal
dan meraup banyak keuntungan.
Li Jun yang tinggal berdekatan, suatu hari berjalan melewati kedai
daging tersebut, melihat seekor anjing hitam diikat di depan pintu kedai.
Dia mengamati anjing hitam tersebut, anjing hitam tersenyum padanya.
Dia merasa keheranan, kenapa anjing bisa tersenyum. Akhirnya dia menyimpulkan
anjing itu tersenyum petanda juragan kedai tidak lama lagi pasti sial.
Hari berikutnya, waktu sore, para tetangga berteriak histeris :
“Celaka, celaka, juragan kedai daging anjing ditimpa petaka”. Warga sekitar
segera berdatangan ke lokasi kejadian, barulah mengetahui bahwa ketika juragan
kedai hendak menyembelih anjing hitam, dengan satu gigitan, anjing hitam
memutuskan organ vital si juragan, kemudian menggigit tali pengikat dan
berhasil melarikan diri.
Juragan terbaring tak berdaya di Rumah Sakit, dia mulai menyadari
balasan karma dari membunuh anjing. Setelah keluar Rumah Sakit, dia menutup dan
menjual kedainya.
Kini dia menjalani masa pensiun di rumah, entah dari mana munculnya
seekor kucing putih, setiap hari meringkuk (membungkukkan
badannya siap untuk melompat) di atas tembok depan pintu.
Setiap hari mata kucing itu melotot padanya, diusir juga tidak mau
pergi. Akhirnya juragan itu mengambil sebatang bambu kemudian memukuli kucing
itu, si kucing melompat dari tembok dan kabur.
Juragan itu mengejarnya namun tidak berhasil, akhirnya dia kembali ke
rumah dan mengendarai sepeda motor untuk mengejar kucing itu. Kucing berlari di
sepanjang pinggir parit, si juragan juga mengendarai motornya melaju di
sepanjang pinggir parit. Begitu tidak hati-hati, juragan bersama motornya jatuh
ke dalam parit, salah satu kakinya patah.
Lagi-lagi dia terbaring tak berdaya di Rumah Sakit, amarahnya kini tak
terbendung, dia bertekad membunuh kucing itu untuk melampiaskan kebencian di
hatinya.
Setelah keluar dari Rumah Sakit, dia pulang ke rumah, lagi-lagi kucing
itu tiap hari mendatangi rumahnya. Si juragan sangat bernafsu menghabisi nyawa
si kucing, kucing itu melompat ke atas pohon.
Dia mengambil pisau namun tidak cukup tinggi, akhirnya dia mengambil sebuah
bangku, lalu memanjat ke atas pohon. Oleh karena tubuhnya tidak seimbang, akhirnya
jatuh, lengan kirinya tepat menghempas ke permukaan tanah. Satu jeritan tragis
terdengar, satu lengannya patah.
Lagi-lagi dia diantar ke Rumah Sakit, se-kali lagi dia menjalani
pengobatan. Tiga kali masuk Rumah Sakit, tiga kali menjalani pengobatan,
habislah sudah uang tabungan hasil jerih payahnya dari menjual daging anjing
sepanjang hidupnya.
Kini yang tersisa adalah dirinya yang kesepian, menjaga gubuknya,
ditemani penyesalannya yang terlambat sudah!
Ini bukanlah akhir segalanya, dia membunuh begitu banyak anjing, hanya
ditukar dengan tiga kali kehilangan organ tubuh, belumlah cukup, belumlah berakhir,
lihatlah bagaimana kondisinya selanjutnya, bagaimana kondisinya setelah
meninggal dunia, bagaimana pula kondisinya pada masa kelahiran mendatang!
(15 September 1978, Majalah Puhua, edisi 27)
現代因果報應錄
三次受傷.花光錢財
顏紀卿
顏紀卿
十年前台北市東區有一家狗肉店,該店老闆當然以殺狗賣肉為營利。
有一天他很高興,抓到一隻黑狗,說是可做補品的,可多賣些錢。
附近一位道友李君走過該店,看見該黑狗栓在門口。他對黑狗看看,黑狗竟對他笑笑。奇怪,狗怎麼會笑的。李君道功精湛,凝神一會就知道了。狗的意思是說:「牠不會死,狗肉店老闆要倒霉了。」
翌日下午鄰居們在大聲叫喊:「不好了,不好了,狗店老闆糟糕了。」大家出去探聽,才知道狗肉佔老闆要殺黑狗時,黑狗一口咬掉了老闆的生殖器頭部,而且咬斷繩子跑掉了。
老闆睡在醫院裏治療休養,他也驚覺到殺狗的惡報。所以出院後就把狗肉店關掉不做了。
老闆在家閒居,不知何處來一隻大白花貓,天天老是蹲在門口的矮牆上瞪著他,趕也趕不走。天天瞪著他,心裏就不免嘀咕,拿竹竿打牠趕牠,才跳下牆去。去追牠又追不上,回家拿出機車乘上車去追趕。花貓沿著溝邊跑,他沿著溝邊追。一不小心,連人帶車跌入小溝,一條腿跌斷了。
老闆又住院,又治療,又休息,恨他凶心大發,決心要殺掉那隻花貓以減心頭之恨。
出院後回家,花貓仍常來。仇人相見,分外眼紅。決心要追殺花貓,花貓就躲到樹上。他拿著刀子在樹下殺不到貓,就拿個凳子墊高了上去殺。身體一側,重心不穩,摔下來,左手臂向地上一撐。一聲驚呼,一條手臂又斷掉了。
又一次住院,又一次的治療。三次的傷痛痛徹心肺,三次的醫療花光了殺狗賣肉所積下的全部積蓄。剩下他孤伶伶一個人,獨守陋屋,慢慢的懺悔吧!──殺死很多條狗命,只換得三次受傷,還不夠,報應還沒完,再看將來及來生吧!
(民國六十七年九月十五日《普化雜誌》二七期)