Wednesday 7 October 2020

14 Kesulitan

 

 

Sebuah Kisah Perenungan :

“14 Kesulitan”

 

Ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia, ada seorang Bhikkhu yang suka merenungkan persoalan “14 Kesulitan”, sepanjang hari dia hanya memikirkan persoalan ini, namun tetap saja tidak berdaya menemukan jawabannya, sehingga dia merasa gelisah.

 

Suatu hari, Bhikkhu ini akhirnya tidak sanggup menahan diri lagi, dengan membawa jubah dan patra-nya menuju ke hadapan Buddha Sakyamuni, lalu berkata : “Buddha, mohon jelaskan padaku jawaban atas persoalan 14 kesulitan, jika saya sudah mengerti, maka saya akan tetap berada di dalam organisasi Sangha. Jika Anda tidak dapat memberikan jawaban kepadaku, saya akan beranjak pergi meninggalkan diriMu, mencari guru tersohor lainnya.”

 

Buddha Sakyamuni memandang ke arah Bhikkhu ini, berkata dengan prihatin : “Kamu ini sungguh dungu! Sepanjang hayat-Ku membabarkan Dharma menyelamatkan para makhluk, membantu semua makhluk agar terbebas dari penderitaan tua, sakit dan mati. Persoalan tua, sakit dan mati barulah merupakan hal yang mendesak. Sedangkan mengenai persoalan yang kamu tanyakan tentang 14 kesulitan, hanya merupakan perdebatan yang tiada makna-nya, terhadap tujuan membebaskan diri dari penderitaan yang sesungguhnya, tidak membantu sama sekali. Andaikata harus menjelaskan padamu, terhadap pelatihan diri dan pembebasan, apalah manfaatnya.”

 

Selanjutnya Buddha Sakyamuni mengambil sebuah perumpamaan : “Ibarat ada seseorang yang terluka oleh panah beracun, kerabatnya panik dan segera mencari bantuan tabib guna mencabut keluar panah beracun dan mengobatinya, tetapi pasien ini malah berkata tidak boleh.

 

Terlebih dulu pasien ini hendak mengetahui apa marga si tabib? Di mana rumah kediaman si tabib? Siapa nama Ayahbunda si tabib? Tahun ini sudah berusia berapa? Lalu bertanya lagi dari mana asal usul panah beracun yang menancap di tubuhnya? Dari bahan apa panah beracun ini dibuat? Siapa yang membuatnya? Lalu busur panah terbuat dari bahan apa? Racun di mata panah diproduksi di daerah mana? Apa nama racunnya?................Pasien ini bersikukuh harus mengetahui jawabannya dengan jelas terlebih dulu, barulah bersedia menerima pengobatan.”

 

Saat itu Buddha Sakyamuni menghentikan ucapanNya sejenak, lalu bertanya pada Bhikkhu : “Apakah si pasien boleh menanti hingga seluruh pertanyaannya terjawab dengan jelas dan dia sudah mengerti, barulah bersedia menerima pengobatan?”

 

Tanpa berpikir panjang si Bhikkhu langsung menjawab : “Tidak boleh. Jika harus menanti hingga saat itu tiba, racunnya sudah menyebar dan sejak awal nyawanya sudah melayang”.

 

Mendengar jawaban si Bhikkhu, Buddha Sakyamuni tersenyum, dengan penuh Maitri Karuna melanjutkan perkataanNya : “Kondisimu sekarang juga sedemikian rupa. Terkena panah pandangan sesat, bukannya cepat-cepat mencari Tabib supaya diobati, malah bersikukuh harus menanti jawaban atas persoalan kekal, tidak kekal, ada batas, tanpa batas, dan sebagainya, menunggu hingga persoalan 14 kesulitan telah terjawab, barulah panahnya bersedia dicabut dan menerima pengobatan. Jika harus menanti hingga waktu tersebut tiba, maka sejak awal telah merugikan jiwa kebijaksanaan Dharmakaya, jatuh ke dalam kegelapan tiga alam penderitaan.”

 

Si Bhikkhu setelah mendengar ucapan Buddha Sakyamuni, dalam hatinya merasa malu. Dengan ketulusan hati menerima bimbingan dari Sang Buddha, siang malam menuruti Buddha Dharma, tekun melatih diri, akhirnya mencapai tingkatan kesucian tertinggi Arahat.

 

 

十四

 

佛陀在世時,有一位比丘喜好思惟「十四難」的問題,他每天反覆思考著這些問題,卻無法找出答案,這令他寢食難安。有一天,比丘終於忍不住了,帶著自己的衣缽走到佛陀的住處,跟佛陀說:「佛陀,請為我解答十四難的問題,如果我明白了,就繼續留在僧團。如果您無法為我解答,我就要離開您,另尋名師了。」

 

佛陀看著這位比丘,感慨地說:「你真愚癡啊!我一生說法度眾,幫助所有眾生解脫老病死的煩惱。此老病死的問題才是當務之急。至於你問的十四難,只是無意義的辯論而已,對於實際的解脫煩惱而言,一點幫助也沒有。如果解釋給你聽,既非真實道之理,對修行、解脫又有何助益。」

 

接著佛陀又舉了一個譬喻繼續說道:「就好像有人被毒箭射中了,親人急著幫他找醫生取出毒箭治療,但是這個人卻說不行。他要先知道醫生姓什麼?住那裏?父母是誰?今年幾歲?還要問清楚身上的箭是出自那一座山?用什麼樹木造的?用什麼羽毛當箭翎?什麼人製作的?射箭的弓是什麼材質做的?箭上的毒藥出自何地?藥名是什麼?……這位中箭受傷的人,非要等到問清全部的問題才肯接受治療。」這時,佛陀停頓了一下,反問比丘:「這個人可不可以等到全部問題問完了,了解了,才拔箭上藥啊?」比丘不假思索地回答:「不可以。如果等到那個時候,早就毒發身亡,命喪黃泉了。」

 

聽到比丘的回答,佛陀慈悲地笑了笑繼續說:「你現在的處境就是如此。被邪見的毒箭射中了,不趕快求醫治病,非得要等到世間是常、無常、有邊、無邊等十四難問題解答了,才願意拔箭療傷。如果等到那個時候,早就喪失法身慧命,墮入三塗惡道的黑暗深淵了。」



比丘聽了佛陀的開示,心生慚愧。誠心領受佛陀的教導,晝夜依循佛法精進用功,最後證得阿羅漢果。

 


註:《大智度論》中記載「十四難」為:「世界及我常?世界及我無常?世界及我亦有常亦無常?世界及我亦非有常亦非無常?世界及我有邊?無邊?亦有邊亦無邊?亦非有邊亦非無邊?死後有神去後世?無神去後世?亦有神去亦無神去?死後亦非有神去亦非無神去後世?是身是神?身異神異?」對於此類問題,佛陀一概不答,原因為: ()此等皆為虛妄無實之事。()諸法既非「有常」,亦非「斷滅」。()此十四難乃鬥諍法、無益之戲論,對修行無有用處,故不答。

 

省思


我們就如同佛陀譬喻裏那位中箭的人,中了「邪見」之毒,隨時可能毒發身亡。如果不及時接受治療,反而執意等待;等到自己所想的、所等的順意了,才願意正視自己的毒傷,這將因此錯失治癒的良機,錯失修習佛法的因緣,一次又一次沉淪生死苦海,無法出離。

唯有正視我執、我見的毒傷,跟隨佛陀的教導,及時拔箭療傷,才能永脫生死大苦,時時安樂、自在。