Wednesday, 17 June 2020
Monday, 15 June 2020
09-03 Muslihat Berujung Maut (Bgn 3)
Kasus Aneh di Taiwan 09
Muslihat Berujung Maut
Ditulis oleh : Venerable Jinghui
(Bagian 3)
20 tahun
kemudian, keluarga yang dikutuk oleh orang banyak itu, benarkah bernasib naas?
Saya dikarenakan kesibukan kerja, sudah lama tidak melakukan kontak dengan
keluarga itu.
Semua orang
tidak menyukai tiga anak tersebut, oleh karena dianggap putra-putri yang lahir
dari orang tua yang jahat, keturunan orang jahat, bisa sebaik apa?
Saya selalu
berpendapat : “Hukuman itu sebatas pada pelaku seorang saja.” Papa berperilaku
jahat, itu merupakan kesalahan Papa seorang saja, lagi pula sudah dihukum mati
oleh lembaran besi. Menurut aturan, dia sudah menerima balasannya.
Saya merasa
pilu melihat tiga anak kecil ini harus menerima gangguan dan sindiran dari masyarakat,
namun saya memiliki pendirian dan pandangan tersendiri.
Saya
memberitahukan pada orang-orang yang menentang : “Putra-putri pelaku kejahatan,
bukankah harus mendidik mereka supaya jadi baik?”
◎◎◎
Suatu hari
klien saya ingin membeli satu unit bangunan untuk dijadikan ruang perkantoran, meminta
diriku mendampinginya pergi ke perusahaan konstruksi untuk menandatangani surat
perjanjian.
Oleh karena
klien saya ini berharap perusahaan konstruksi dapat membangun sesuai dengan
desain perusahaannya, makanya kami pergi meninjau ke lahan proyek.
Ketika kami
memasuki ruangan tamu perusahaan konstruksi, mereka memanggil kepala proyek
untuk bertemu dengan kami, untuk menjelaskan desain bangunan.
Kepala
proyek masuk ke dalam ruang tamu, dia tiada henti-hentinya memperhatikan
diriku, tiba-tiba dia berteriak : “Bibi, ternyata benar adalah Anda!”
Saya
tertegun lalu bertanya : “Anda siapa?”
Dia menjawab
: “Saya putra mantan Direktur Sekolah Menengah Putri lho! Saya putra sulung
yang bernama ooo.”
Saya sudah
ingat : “Wah sudah tumbuh begitu tinggi ya!”
Kepala
proyek segera menelepon Mama dan adik-adiknya supaya menumpang taksi segera
datang kemari. Tidak lama kemudian, datanglah seorang nyonya tua, usianya
berkisar 75-80 tahun. Saya memperhatikannya agak lama, rasanya kenal, tetapi
saya benar-benar tidak dapat mengingatnya.
Begitu
memasuki pintu, berulang kali dia menatap diriku, tiba-tiba, dia berlutut di
hadapanku, wajahnya berlinangan air mata, sepatah kata pun tidak sanggup
diucapkannya.
Oleh karena
hal ini terjadi secara tiba-tiba, lalu saya juga dikejutkan oleh momen langka
tersebut, jadi salah tingkah, entah bagaimana seharusnya, hanya bisa
cepat-cepat memapahnya berdiri kembali.
Nyonya tua
ini memberitahukan padaku, tiga anaknya tidak berubah jadi jahat, putra
sulungnya kini menjadi kepala proyek lahan konstruksi, putra kedua menjadi
desainer di perusahaan televisi, putri bungsunya bekerja di bank.
Teringat
waktu dulu, dengan memanfaatkan hari libur, saya selalu membawa mereka bermain
ke kebun binatang, taman bermain anak dan bertamasya, tanpa terasa, kini mereka
sudah dewasa, bahkan sudah bekerja dan mampu hidup mandiri. Bukan saja memiliki
keluarga yang bahagia, juga memiliki mata pencaharian yang benar, saya merasa
sangat terhibur.
Dia memberitahukan
padaku : Ketiga anak ini, tiap hari memanjatkan doa buat diriku, sebagai
ungkapan terima kasih pada budiku, selain itu juga demi kesembuhan penyakitku.
Saya merasa amat malu, saya tidak pantas!
Kira-kira
seminggu kemudian, dengan memanfaatkan hari libur, nyonya tua ini mengundangku
ke rumahnya, sambil mengenalkan padaku menantu laki-laki, menantu perempuan dan
cucu-cucunya, lalu menyuruh mereka berlutut padaku, saya minta mereka supaya
jangan menyiksa diriku, oleh karena saya benar-benar tidak sanggup
menanggungnya.
Sepanjang
hayatku, kadang kala karena tidak tega, makanya dengan kemampuan yang tipis
membantu keluarga yang kondisinya memprihatinkan, tetapi saya tidak pernah
mengharapkan pamrih ataupun balas budi, juga tidak mengharapkan memperoleh
ikatan persaudaraan, saya tidak pernah meninggalkan jejak atau kesan apapun,
begitu memberi bantuan langsung melupakannya, juga tidak pernah menjalin ikatan
dengan siapapun.
Saya hanya
merasa memenuhi kewajiban sebagai manusia, jadi buat apa menjalin ikatan-ikatan
lagi!
Sama halnya
pula sekarang saya berharap agar mereka segera melupakan kejadian masa silam,
yang berlalu biarlah berlalu! Mengenai utang budi, lebih tidak perlu dibahas
lagi, oleh karena saling bantu membantu merupakan kewajiban hidup manusia.
Catatan :
Langit dan
Bumi takkan membiarkan orang jahat melakukan kejahatan dan menekan orang baik.
Langit dan Bumi takkan berdiam diri melihat orang baik menderita.
~Selesai~
《臺灣奇案》
~淨慧法師 作
機關算盡
反誤卿命
(三)
二十年後,這人人詛咒的報應家庭,是否一如被人詛咒那樣地悲慘? 我因為工作異動,已許久沒有這一家人的消息了。
大家都不看好這三個孩子,因為壞人所生的子女,又能好到哪裡去? 古人不是說:「龍生龍,鳳生鳳,老鼠生的兒子會打洞嗎?」
我始終認為:「罪刑只及一人一身。」爸爸為人不好,是爸爸自己一 個人的錯,而且也被鐵皮削死了。按理說,也報應了,也贖罪了。
我疼這三個小孩,很受當地閒言閒語的困擾,但我有我的立場和看法。
我告訴反對的人說:「壞人的子女,不是更應該把他們教好嗎?何況 俗話不也這樣說:歹竹出好筍嗎?」
◎◎◎
有一天,我的客戶要買一棟大樓當辦公室,要我陪他去與建設公司簽 約。因為我這客戶希望建設公司能照他公司的設計來興建,所以,我們 去工地看那未完成的粗胚屋。
進了建設公司的會客室,他們找來了工地主任,向我們解釋興建中大 樓的設計,好讓我的客戶有個選擇。
工地主任進來了。他一直不停地注視著我,突然大聲驚叫了起來:「阿 姨,真的是您!」
我楞住了,我問:「您到底是誰?」
對方答:「我是省女中主任的兒子啊!我是老大叫○○○。」
我想起來了:「已經長這麼大了!」
對方馬上打電話給他母親,還有他的弟弟妹妹,叫他們趕快搭計程車 前來這會客室。沒多久,果然來了一位老婦人,年紀約在七十五到八十 之間。我注視很久,依稀有點面熟,可是我實在已認不得了。她一進門, 見到我,盯著我目不轉睛地一看再看,突然,她跪了下來,對著我叩頭, 兩眼直掉眼淚,一句話也說不出來。我因為事情來得太突然,被嚇了一 大跳,也不知如何才好,只能趕忙一個大步跑上前去,把她強拉了起來。
她告訴我,三個孩子都沒變壞,老大現在是工地主任、老二是電視公 司的美工設計師、老三是銀行小姐。想當年,我常帶著他們利用假日逛 圓山動物園、兒童樂園,也帶著他們寒暑假四處旅行,才曾幾何時,他 們個個都已長大成人了,而且都已是成家立業的中年人了,不但有了幸 福的家庭,也都有了正當職業,我真的好安慰。
她又告訴我:這三個孩子,每天都在長生祿位前,為我三跪九叩,為 我燒香,一來感謝我當年的大恩,二來為我罹患絕症的身體求神保佑。 我真的好慚愧,我哪配呢!
大約過了一週,這婦人又利用星期假日,邀請我去她家,並把她兒孫、 媳婦、女婿全叫回家,要他們一家一家向我跪拜叩謝,我拜託他們千萬 不要這樣折磨我,因為我實在承擔不起,但他們好堅持,任我怎麼推, 都推不掉。
我一生或許每每由於一時之不忍心,而略盡綿薄地幫助過一些無告無 助的悲慘家庭,可是我從不期待從這些家庭中獲得任何感情,我一向不 留任何痕跡地隨做隨忘,隨了隨斷。我總覺得我只不過盡了一個人的本 分,為什麼還要與人牽牽扯扯呢!
我一樣希望他們,過去的事,就讓它過去吧!至於,虧欠則更大可不 必,因為該得的,神都早已全數賞賜給我了。
附註一:天無言,地無語,默默不盡千言萬語。
附註二:天地不會縱容壞人作惡欺壓善良的人。天地不會眼睜睜看著 善良的人受苦。
09-02 Muslihat Berujung Maut (Bgn 2)
Kasus Aneh di Taiwan 09
Muslihat Berujung Maut
Ditulis oleh : Venerable Jinghui
(Bagian 2)
Kami segera
mengirim mobil ambulans, dengan tergesa-gesa tiba di lokasi kejadian, ternyata
benar ada seorang pria paruh baya yang roboh di atas permukaan tanah. Kondisi
di sekeliling lokasi kejadian adalah gelap gulita, hampir seluruh wilayah
mengalami pemadaman listrik.
Kami
menghidupkan lampu penerangan yang digunakan untuk bantuan bencana, lalu
mengamati korban dengan seksama : “Kenapa kepalanya bisa terbelah dua, cairan
otaknya terciprat di atas permukaan tanah?”
Staf
ambulans membantu membalikkan jasad korban, menyatukan kembali kepala korban,
saya terperanjat : “Bukankah korban adalah Direktur Sekolah?”
Pihak
sekolah mengatakan : Malam itu Direktur Sekolah keluar melakukan inspeksi,
memeriksa apakah pintu dan jendela setiap kelas telah tertutup rapat, apakah
ruangan-ruangan lainnya juga aman, barulah ditimpa kejadian naas tersebut, dimana
ada lembaran besi (tinplate) yang jatuh dari atap bangunan dan tepat membelah
kepalanya.
Lembaran
besi ini umumnya digunakan sebagai atap penutup bangunan, sangat tipis dan juga
sangat tajam.
Setelah
dokter forensik selesai melakukan autopsi, jenazah lalu diantar ke rumah duka.
Sepanjang
perjalanan, saya terus berpikir : “Mungkinkah ada kejadian yang begitu
kebetulan? Sebelum proses pengujian dilakukan (terhadap bangunan perpustakaan
dan museum sains), tiba-tiba terjadi angin topan dan gempa, dan kepala Direktur
Sekolah bisa dibelah oleh lembaran besi yang tidak jelas asal usulnya?
Saya percaya
secara diam-diam ada sebuah kekuatan yang tidak kasat mata yang sedang memantau
dan mengatur segalanya.
Pada hari
pengujian bangunan perpustakaan dan museum sains di Sekolah Menengah Putri,
Kepala Sekolah bertindak dengan adil, mengundang beberapa orang ahli, arsitek
dan sebagainya, alhasil bangunan tersebut lulus pengujian.
Terutama
setelah melewati musibah angin topan dan gempa dahsyat, membuktikan bahwa
proyek yang dibangun tersebut kokoh, tidak ada unsur pengurangan bahan materi,
ataupun kesilapan lainnya.
Nyonya Bos
Perusahaan Konstruksi dan Manajer Umum beserta seluruh karyawannya, sangat
berterima kasih atas perjuangan dari unit kerja kami, dalam menegakkan
keadilan.
Saya bilang
pada mereka : Harus memiliki keyakinan hati pada hukum negara kita.
Demikianlah
kasus tersebut berakhir sampai di sini.
◎◎◎
Suatu hari,
ada seorang wanita paruh baya datang ke kantor minta bersua denganku, dia
mengaku adalah istri dari Direktur Sekolah Menengah Putri yang tewas. Saya
minta seorang rekan kerjaku mendampingi diriku bertemu dengannya.
Ternyata
suaminya mendadak meninggal dunia, kondisi keuangan keluarga jadi menemui
kesulitan, bahkan biaya pemakaman suaminya juga tidak ada, dia menangis hingga
begitu memilukan.
Saya
bertanya : “Apakah suami Anda tidak meninggalkan uang sama sekali?”
Dia menjawab
: “Tidak ada.”
Saya
bertanya lagi : “Lantas bagaimana dengan gajinya selama menjabat sebagai
Direktur Sekolah?”
Dia menjawab
: “Mungkin sudah dihabiskannya di meja judi.”
Setelah
mendengarnya, hatiku sangat sedih. Bukankah gaji direktur sangatlah gendut?
Kenapa bisa begitu miskin jadinya?
Saat itu
juga saya memohon kepada unit kerja untuk meminjamkan saya gaji tiga bulan,
lalu diserahkan kepada wanita ini agar bisa mengurus pemakaman suaminya.
Dia berkata
: “Di rumah masih ada tiga anak (2 putra dan 1 putri), bagaimana dengan biaya
hidup mereka selanjutnya?”
Sesungguhnya
kondisi keuanganku juga sangat sulit. Sebagai pegawai negeri, gajiku tidaklah
seberapa, ditambah saya suka ikut campur urusan orang lain, di sini kasih
sedikit, di sana sumbang sedikit, tahun ini sudah keburu menghabiskan stok
beras tahun depan, besar pasak daripada tiang.
Saya bilang
padanya, begini saja, saya akan minta bantuan pada Atasan-ku untuk cari
pekerjaan buat Anda, harusnya tidak masalah. Sebelum Anda mendapat pekerjaan,
tiap bulan saya akan membantu Anda dikit-dikit, apakah begini boleh?”
Dia menangis
terus menerus, tidak menjawab.
Kemudian,
Pak Atasan berhasil menemukan sebuah lowongan kerja di sekolah yang berdekatan,
gajinya cukup lumayan, meskipun susah sedikit, namun cukup buat membesarkan
tiga putra-putrinya.
Ketiga
anaknya itu sungguh sulit dibesarkan, bentar-bentar jatuh sakit, sehingga
pengeluaran jadi besar. Demi menjaga keluarga yang memprihatinkan ini, saya
mencari penghasilan tambahan dari menulis artikel untuk beberapa surat kabar
besar, juga membantu penerbit menerjemahkan beberapa karya terkenal dunia, tiap
malam harus lembur sampai pagi. Hanya ini yang dapat saya lakukan.
Bersambung
ke bagian 3 .............
《臺灣奇案》
~淨慧法師 作
機關算盡
反誤卿命
(二)
我們派了救護車,匆匆趕到現場,果然有個中年男子倒在地上。四周 一片黑暗,似乎全停電了。我們打開救災用的照明燈,定睛仔細一看: 「怎麼腦袋被削成兩半,腦漿迸濺在地上?」
救護人員把這人翻轉過來,把腦袋拼回去,我嚇了一大跳:「怎麼會 是主任呢?」
學校說:主任是颱風夜出來巡視,看看教室門窗有否問題,還有其他 地方是否安全,才被刮下來的屋頂大鐵皮削到頭部。這種鐵皮是馬口鐵 做的,專門用來鋪蓋屋頂,很薄,很銳利。
法醫驗了屍,便送交殯儀館處理。
我沿途一直想:「天下有這麼巧的事?驗收前,剛好大颱風,又大地震,而且主任的頭會被不明來源的大鐵皮,從耳朵上,橫切成兩半?」
我深信:冥冥之中,必有一隻看不見的手在操盤監控。
您呢?難道您真認為那營造公司的老闆,既已跳海死了,就真死了嗎? 而人一死,他的靈、他的魂魄,也必隨著他的肉身,就這樣一齊死了嗎?
要真如此,那善良的人,早就在這世間絕子絕孫了,也早就絕種了。
驗收那天,校長十分公正,在場也有一些鑑定公會派來的專家、建築 師等等,總算驗收通過了。特別是經過了大颱風與大地震,更證實了圖 書館與科學館的施工,毫無偷工減料,或任何錯誤。
那營造公司的老闆娘和總經理等高級幹部,都很感謝我們治安單位的 主持正義。我告訴他們:一定要對我們國家的法律有信心。
這件事,到這兒,總算告了一個段落。
◎◎◎
有一天,有位中年婦人,到辦公室求見,她說她是省女中那位主任的 夫人。我請同事陪我一起去見她。
原來,他先生突然死了,家裏的生活頓時陷入絕境,連喪葬費也沒有著落,她哭得很傷心。
我問:「妳先生都沒留下什麼錢嗎?」
她答:「沒有。」
我又問:「那他當主任所賺的錢呢?」
她又答:「大概全賭博輸光了吧?」
我聽了,心裏很是難過。主任不是個肥缺嗎?怎麼會這般窮呢?
我當場向我們公家單位借支了三個月薪水,先給她料理她先生的後事。
她說:「家裏三個孩子(兩男一女)的生活,不知如何是好?」
其實,我的經濟狀況很不好。公務員的待遇原本很微薄,加上我好管 閒事,這邊給一點,那邊也捐一點,幾乎已寅吃卯糧了。
我說:「我來請求我們長官幫妳找份工友差事,應該沒有問題。在還 沒找到工作前,我每個月先幫妳一點點,這樣好嗎?」
她一直哭了又哭,沒有回答。
後來,我們長官在附近學校替她安插了一份工友差事,待遇還可以餬口,又有公家配給,雖然苦一點,應該可以在安定中把三個孩子養大。
這三個孩子,很難侍候,動不動就大病小病,可真花我不少錢。為了 照顧這可憐的家庭,我替一些大報紙撰寫稿子,也幫出版商翻譯一些世 界名著,每天都爬格子,熬到天亮。我能做的,也只能做到這裏了。
Subscribe to:
Posts (Atom)